GALAMEDIA - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menanggapi utang luar negeri (ULN) yang kian meningkat.
Diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri Indonesia kuartal III US$ 423,1 miliar atau setara Rp 6.026 triliun (asumsi kurs Rp 14.243).
Hal itu tercatat sebagai kenaikan 3,7 persen dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya yang hanya di angka 2 persen.
Menanggapi hal tersebut, Mardani Ali Sera mengatakan utang luar negeri mau tidak mau harus ditekan karena bisa menjadi bom waktu dan membahayakan ekonomi Indonesia.
Utang Luar Negeri (ULN) mau tdk mau mesti ditekan. Agar tdk trs bergantung pada ULN, pemerintah dgn BI hrs memberdayakan pendapatan pajak & berkomitmen menjaga struktur ULN tetap sehat. Krn jk tidak,bs menjadi bom waktu & membahayakan ekonomi kita ke depan," cuitnya dikutip Galamedia dari akun Twitter @MardaniAliSera pada Selasa, 16 November 2021.
Ia mengatakan jangan sampai ada yang mengatakan utang Indonesia biasa saja atau setara dengan utang negara lain seperti Jepang.
Ia pun menjelaskan utang yang dimiliki Indonesia dan Jepang sangatlah berbeda.
"Jangan ada penyesatan informasi dengan mengatakan utang kita 'biasa saja' atau setara dengan utang negara lain, Jepang misalnya," katanya.
Karena sejatinya, kedua utang tsb berbeda; Utang Jepang kepada rakyat bukan negara lain, dan Jepang juga kreditur tak hanya debitur," jelasnya.
Mardani Ali Sera pun mengatakan pemerintah Indonesia bisa menerapkan beberapa strategi dalam melakukan manajemen utang.
Beberapa strategi dalam melakukan manajemen utang bisa dilakukan. Seperti meminimalkan risiko terkait portofolio utang, mendapatkan sumber pendanaan dengan biaya yg murah sampai mendukung pengembangan pasar," ungkapnya.
No comments:
Post a Comment