Jakarta – Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang akan mengizinkan kembali operasional bioskop di Jakarta dalam waktu dekat ini mendapat perhatian dari DPRD DKI Jakarta.
Anggota Komisi B (bidang perekonomian) DPRD DKI Jakarta, Achmad Yani, mengungkapkan bahwa kondisi industri pariwisata dan hiburan di Jakarta sangat tertekan akibat adanya pandemi covid-19.
Menurutnya, industri ini mengalami penurunan hingga 90% selama terjadinya pandemi Covid-19 hingga saat ini. Padahal, katanya, industri hiburan khususnya pemutaran film atau bioskop di Indonesia setidaknya memberikan perputaran ekonomi sebesar Rp 10 triliun.
“Itu termasuk Rp 1 triliun lebih yang digunakan untuk menggaji karyawan dan masih ditambah Rp 1,5 triliun berupa pajak langsung. Jumlah ini merosot karena selama pandemi, sektor ini dilarang beroperasi,” ujarnya di Jakarta, Kamis (27/8/2020).
Achmad Yani menilai bahwa kebijakan larangan operasional bioskop merupakan langkah bijak yang diambil oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menekan penyebaran Covid-19.
“Selama bioskop ditutup, Pemprov DKI selalu bekerja keras dalam mencari solusi. Sekarang sedang dipersiapkan aturannya. Sudah rampung dan tinggal nanti bagaimana penerapannya di lapangan oleh pelaku usaha bioskop,” katanya.
“Mereka harus disiplin, karena bila ada satu kasus saja penularan covid-19, ini akan jadi evaluasi dan bisa saja izin operasionalnya dicabut jika terbukti ada pelanggaran protokol kesehatan,” ucap politisi PKS ini.
Achmad Yani juga menjelaskan terkait risiko akibat pembukaan kembali industri bioskop di DKI Jakarta. Pasalnya, lanjut Yani, kesadaran dan tingkat disiplin pelaku usaha dan masyarakat masih rendah.
“Apa bisa pelaku usaha tegas kepada konsumen yang melanggar protokol kesehatan? Ini saya masih ragu. Jika berdasarkan protokol CinemaSafe, selama pemutaran film, penonton dilarang membuka masker dan berbicara dengan penonton lainnya. Bagaimana jika mereka mau makan dan minum di dalam bioskop? Kan harus buka masker,” tegasnya.
“Artinya, bioskop harus melarang penonton untuk makan dan minum saat berada di dalam bioskop. Apa mau mereka? Kan sudah jadi rahasia umum bahwa salah satu keuntungan terbesar dari industri ini kan dari penjualan makanan dan minuman,” imbuhnya.
Ia juga mengingatkan Pemprov DKI Jakarta bahwa protokol CinemaSafe yang diterapkan di berbagai negara bisa berhasil karena pelaku usaha dan masyarakatnya disiplin dan patuh terhadap aturan.
“Kalau sudah diputuskan ingin dibuka, maka harus siap melakukan pengawasan dan penegakan protokol kesehatan. Di satu sisi adalah penyelamatan ekonomi dan disisi lain bagaimana kesehatan masyarakat harus dijaga. Ini membutuhkan kerjasama dan disiplin dari semua pihak,” pungkas Yani.
Sumber: RRI.co.id
No comments:
Post a Comment