Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mendorong pembangunan fasilitas kendaraan umum modern di ibu kota. Salah satunya yakni pembangunan MRT, yang dinilai menjadi salah satu tulang punggung utama bagi kegiatan mobilitas penduduk di Jakarta.
Hal itu disampaikan Anies dalam seremonial pembukaan kembali kawasan Kota Tua dan Groundbreaking Groundbreaking Contract Package 202 (CP202).
Kita mengharapkan ini nantinya akan bisa memastikan kawasan Lebak Bulus ke kawasan Kota Tua tersambungkan (oleh MRT.) Menurut proyeksi, diperkirakan tahun 2028 ini semua akan selesai di Kota Tua," kata Anies, dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (11/9).
Anies menuturkan, kegiatan dilakukan sebagai bagian dari revitalisasi Kawasan Kota Tua, serta penyelesaian Penataan Kawasan Stasiun Jakarta Kota dan Pembangunan CP202 untuk Fase 2A.
Jakarta sebagai kota modern yang nantinya menjadi pusat kegiatan perekonomian bukan hanya Indonesia, tapi juga kawasan Asia Tenggara. Kita harus menyiapkan transportasi massal yang bisa menjangkau seluruh wilayah di Jakarta (termasuk Kota Tua)," ujarnya.
Dikatakan Anies, 92% wilayah Jakarta telah terjangkau kendaraan umum. Ini merupakan hasil dari upaya mengintegrasikan transportasi umum massal yang selama ini dilakukan.
Anies menambahkan, pihaknya akan melengkapi fasilitas publik di kawasan Kota Tua, termasuk transportasi ramah lingkungan untuk para wisatawan yang berkunjung.
"Nanti di tempat ini akan diperkuat dengan fasilitas sepeda, untuk kendaraan bebas emisi, untuk pejalan kaki, di antara berbagai gedung bersejarah di sini," pungkas Anies.
Sementara, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), Mohamad Aprindy menyampaikan sejumlah tantangan dalam pembangunan MRT Fase 2A, khususnya CP202. Tantangan tersebut meliputi sisi teknis hingga sosial budaya.
Aprindy mengatakan, dari sisi teknis, paket proyek ini memiliki karakteristik yang unik, dengan lahan pembangunan terbatas dan jalur yang dibelah oleh kanal.
"Oleh karena itu, stasiun dan terowongan yang ada dalam paket kontrak ini, akan dibangun bertumpuk empat atau istilahnya stacked station dan stacked tunnel," kata Aprindy.
Adapun tantangan terkait sosial budaya, kata Aprindy, yakni lokasi pembangunan di kawasan bersejarah Jakarta yang dikelilingi bangunan cagar budaya. Hal ini menjadi aspek yang diperhatikan oleh pihaknya.
"Termasuk banyak bekerja sama dan berkoordinasi intensif dengan instansi terkait, baik dari pemerintah maupun perguruan tinggi,” ujar dia.
Aprindy menambahkan, pengerjaan paket CP202 akan membutuhkan waktu 89 bulan. Dalam prosesnya, kata Aprindy, pihaknya akan berupaya mengenalkan perkembangan pekerjaan Fase 2A kepada masyarakat.
“Kami juga membuka dua visitor center, yaitu di area Taman Monas dan di dalam Stasiun Kota/Beos, yang berisi informasi tentang perkembangan pembangunan Fase 2A seperti infografik, maket stasiun Monas dan Kota, temuan arkeologi, hingga area foto dengan latar terowongan bawah tanah,” tandas Aprindy
No comments:
Post a Comment