PIKIRAN RAKYAT - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berubah pikiran soal pembiayaan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Kini, Jokowi mengizinkan mengalokasikan dana proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Selain itu, Jokowi juga menunjuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sebagai pimpinan Komite Kereta Cepat Antara Jakarta dan Bandung.
Sontak saja, keputusan Jokowi tersebut membuat Mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu menilai presiden terkena jebakan China.
Jebakan proyek kereta api cepat China semakin dalam," kata Said Didu, dalam akun Twitternya yang dikutip Sabtu, 9 Oktober 2021.
Said Didu pun mempertanyakan sikap Jokowi yang berubah pikiran soal pembiayaan kereta cepat Jakarta-Bandung ini.
Karena hal tersebut, Said Didu mengungkapkan bahwa China yang harus disalahkan atas membengkaknya biaya proyek kereta cepatJakarta-Bandung.
Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari YouTube MSD, ia menuturkan bahwa membengkaknya biaya tersebut merupakan tanggung jawab China.
"Jadi yang harus disalahkan adalah studinya China. Awalnya menyatakan USD 5,1 miliar menjadi USD 8,6 miliar,"
No comments:
Post a Comment