Friday, September 10, 2021

PKS: Peternak Menjerit, Kenapa Presiden Diam Saja?

  


Jakarta - Penangkapan polisi pada peternak yang protes minta tolong Jokowi harusnya tidak perlu dilakukan. Peternak yang sudah berjasa memberikan kontribusi positif dalam perekonomian nasional nasibnya semakin susah. Sekedar menyampaikan aspirasi kepada Presiden dalam kunjungan ke Blitar saja langsung di "amankan" oleh aparat. 

"Coba polisi lihat dan baca apa aspirasi dan suara peternak ini, urusan nyawa dan nasib masa depan peternak nasional yang sedang sekarat karena harga jagung yang terus naik"kata Riyono Ketua DPP PKS bidang Tani dan Nelayan

Sikap dan perlakuan yang ditunjukkan oleh aparat berlebihan, harusnya dengan persuasif serta pembinaan kepada warga yang mungkin juga tidak paham regulasi pengamanan Presiden. Data dari Pinsar dan Gabungan Asosiasi Pengusaha Peternak Ayam Nasional (Gopan), 68% kebutuhan ayam nasional dipenuhi oleh pengusaha besar yang rata-rata pemodal asing. Peternak lokal hanya mengisi 20 - 30%, bahkan tahun 2021 ini kondisi bisa jadi 90% sudah dikuasai oleh kinglomerasi. Peternak lokal tinggal 10%. 

"Kenapa Presiden tidak melihat dan berdialog langsung dengan peternak yang menyuarakan aspirasi? Kalau mau sejenak turun dan mendengarkan akan mendapatkan solusi. Suara peternak tersebut adalah suara peternak rakyat seluruh Indonesia" ujar Riyono. 

Terkait protes peternak yang mengeluhkan harga jagung mahal sebagai bahan utama pakan ternak memang cukup berat bagi binsis peternakan rakyat. Apalagi yang menggunakan sistem kemitraan. Harga daging ayam dan telur terus turun. 

"Pak Presiden kalau kunjungan jangan hanya melihat yang enak - enak saja, sekali - kali dengarkan suara pahit rakyatmu yang bisa jadi itu adalah kondisi faktual yang belum anda ketahui" tutup Riyono

No comments:

Post a Comment

Wali Kota Resmikan Penggunaan Pintu Air Phb Pondok Bambu

   Wali Kota Administrasi Jakarta Timur, M. Anwar, menghadiri temu warga RW 011 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Minggu (12/2/...