Merdeka.com - Anggota DPR Fraksi PKS, Mardani Ali Sera menyoroti pertanyaan dalam tes wawasan kebangsaan pegawai KPK. Tes tersebut sebagai syarat alih status pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan radikalisme, FPI LGBT, kemudian mencakup hal-hal seperti nikah dan doa qunut disebut masuk dalam daftar tes wawasan kebangsaan itu.
Mardani menganggap pertanyaan dalam tes kebangsaan tersebut lucu. Kemudian, tidak berkaitan dengan kompetensi seleksi ASN.
"Ini pertanyaan yang lucu dan tidak berkaitan dengan kompetensi ASN," katanya lewat pesan singkat, Rabu (5/4).
Mardani ingin pertanyaan tes kebangsaan itu dijelaskan ke publik. Badan Kepegawaian Negara (BKN) juga mesti memberi penjelasan.
"Ini mesti dibuka ke publik dan diinvestigasi. BKN perlu memberi penjelasan terkait hal ini," ucapnya.
Mardani menuturkan, semua pihak mesti menjaga koridor dan kualitas proses perekrutan ASN secara profesional. Bukannya parsial apalagi upaya memarginalkan kelompok tertentu.
"Ini bencana jika benar terjadi. Mesti diinvestigasi," kata dia.
Salah satu penyidik yang dikabarkan tidak lolos dalam tes wawasan kebangsaan adalah Novel Baswedan. Mardani enggan menanggapi lebih jauh apakah Novel memang sengaja ingin disingkirkan. Dia bilang, mantan polisi itu selama ini sudah membuktikan kemampuannya di KPK.
"Novel adalah salah satu penyidik yang sudah membuktikan kemampuannya selama ini," pungkasnya.
Seperti diketahui, puluhan karyawan KPK termasuk penyidik senior Novel Baswedan dikabarkan tidak lulus dalam uji wawasan kebangsaan tersebut. Banyak pihak menduga hal ini menjadi bagian dari upaya pelemahan KPK.
Namun KPK menegaskan, hasil tes uji kebangsaan belum dibuka. KPK berjanji dalam waktu dekat akan mengumumkan siapa yang lolos dan tidak.
No comments:
Post a Comment