Puing logam berukuran besar yang ditemukan di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, ternyata bagian roket China yang meledak di angkasa pada April lalu. Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS Tifatul Sembiring menilai Kementerian Pertahanan (Kemenhan) harus serius mengurus pertahanan menyangkut hal ini.
"Jadi ini menunjukkan bahwa memang kita ini belum ada persiapan, jadi masih, masih banyak bual-bualaja gitu loh, bual-bual aja soal pertahanan," kata Tifatul Sembiring kepada wartawan, Rabu (6/1/2021).
Menurut Tifatul, Kemenhan harus berperan lebih, terutama terkait letak geografis Indonesia yang bersebelahan dengan sejumlah negara. Tifatul mengatakan peralatan Indonesia kurang memadai untuk mendeteksi benda asing yang ingin masuk ke Tanah Air.
Ini sebetulnya adalah Kemenhan harus lebih memperhatikan ini. Kita ini memang berbatasan dengan 6 negara ya, dengan Singapura, dengan Malaysia, dengan Filipina, dengan Papua Nugini, Australia, dan Timur Timor, kan 6 kan perbatasan kita itu dengan negara lain," kata Ketua Fraksi PKS MPR RI ini.
"Nah kita di sepanjang itu kita nggak punya peralatan. Katakanlah di daerah Kalimantan maupun utara itu kan cukup banyak negara ya Singapura, Malaysia, Filipina, kita tuh nggak punya peralatan untuk mendeteksi adanya benda asing yang masuk ke daerah kita," jelasnya.
Puing roket yang ditemukan di Kalteng bertuliskan 'CNSA'. Untuk diketahui, CNSA kependekan dari China National Space Administration yang merupakan badan antariksa China.
"Adanya apa, apalagi drone, drone itu kan biasanya terkait dengan spying ya dengan mata-mata ya gitu. Itu menunjukkan bahwa sangat lemahnya pertahanan Indonesia. Ya memang-memang apa, ya sampai-sampai pun ini diduga puing berapa lama jatuh, jadi nggak tahu ini jatuhnya kapan. Kalau polisi bilang kan itu yang tanggal 20 April 2020 gitu kan, jadi 8 bulan 9 bulan baru ditemukan puing dulu baru kita deteksi," sambung elite PKS ini.
Tifatul tidak begitu menyoroti Lapan dalam ditemukannya puing roket China CNSA ini. Sebab, menjadi tugas Kemenhan untuk lebih sigap mendeteksi benda asing yang masuk ke Indonesia.
"Ya kalau Lapan itu kan lembaga antariksa dan penerbangan, Lapan itu kan kerjanya memang dalam hal ini sebagian-sebagian yang juga memantau ya kan. Lapan itu memantau tapi kalau koordinasi kalau keamanan negeri itu kan Kemenhan itu tugasnya gitu," tutupnya.
Sebelumnya, puing logam berukuran besar yang ditemukan di Kalimantan Tengah, ternyata bukan dari bagian badan pesawat. Puing itu bagian dari badan roket China yang meledak April silam.
Diperkirakan bahwa serpihan benda yang menyerupai badan pesawat tersebut merupakan bagian dari badan roket milik China yang meledak di angkasa dan jatuh di perairan Laut Jawa dan terbawa ombak terdampar di Teluk Ranggau, Desa Sei Cabang Kecamatan Kumai, Kabupaten Kobar," kata Kapolres Kotawaringin Barat AKBP Devy Firmansyah kepada wartawan, Rabu (6/1).
No comments:
Post a Comment