Saturday, January 2, 2021

PJJ Dilanjutkan, Anggota Komisi E minta Guru Lebih Inovatif dan Komunikatif

  


Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan telah memutuskan untuk tetap memberlakukan Belajar Dari Rumah (BDR) atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk seluruh siswa sekolah di DKI Jakarta pada semester genap 2020/2021. Dinas Pendidikan menilai kesehatan dan keamanan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan menjadi prioritas yang utama di masa pandemi ini. Sehingga perlu sangat berhati-hati dalam mengambil kebijakan untuk memberlakukan pembelajaran tatap muka langsung.

Menanggapi kebijakan tersebut, Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta KH Muhammad Thamrin memuji kebijakan yang diambil Dinas Pendidikan. Menurutnya, memberlakukan pembelajaran tatap muka di sekolah saat ini memang masih sangat beresiko mengingat penularan covid-19 di DKI Jakarta masih belum terkendali.

“Kasus baru harian yang masih diatas 1000 per hari menunjukkan masih tingginya penularan covid-19 dan sangat berbahaya jika dilakukan pembelajaran tatap muka langsung apalagi di daerah yang masih zona merah,” sebut pria yang akrab disapa Kyai Thamrin ini.

Namun, Thamrin meminta kebijakan ini diikuti dengan penungkatan kemampuan guru dalam memberikan pembelajatan jarak jauh kepada siswa. Jeda waktu liburan dan PJJ selama satu semester lebih sebelumnya diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi untuk melakukan perbaikan metode pengajaran dalam PJJ kepada siswa.

“Guru perlu lebiih inovatif dalam memberikan materi pembelajaran dan dapat mengembangkan sarana ajar yang dapat digunakan untuk mendukung PJJ di masa pendemi covid-19 yang masih berlangsung ini,” saran wakil rakyat dari dapil Jakarta Timur VI ini.

Anggota DPRD dari Fraksi PKS ini juga meminta agar guru bisa lebih komunikatif kepada siswa dan orang tua siswa dalam proses PJJ ini sehingga terjalin kerjasama yang baik antara guru dan orang tua siswa dalam membimbing siswa dalam menjalani PJJ. Thamrin mengharapkan tidak ada lagi kejadian siswa yang stress karena PJJ atau orang tua yang merasa sangat terbebani dengan metode PJJ yang harus dilakukan karena pandemi.

Thamrin juga mendukung pernyataan Kepala Dinas Pendidikan DKI yang mengharapkan kerja sama dan peran aktif para orang tua serta masyarakat untuk menyampaikan aspirasi terkait pelaksanaan pembelajaran semester genap TA 2020/2021 ini.

“Keberhasilan PJJ juga ditentukan kerjasama dan komunikasi yang baik antara guru dengan orang tua siswa,” ujarnya.

Thamrin secara khusus juga mengapresiasi langkah Dinas Pendidikan yang sedang menyiapkan model blended learning di beberapa sekolah model sebagai satu tahapan persiapan untuk jika nantinya sudah dimungkinkan pembelajaran tatap muka langsung.

Apalagi dalam model blended learning ini para orang tua memiliki hak penuh untuk menentukan apakah anaknya diberikan izin untuk mengikuti blended learning atau belajar dari rumah. Artinya tidak ada pemaksaan kepada orang tua untuk anaknya ikut, jika memang masih ragu untuk belajar tatap muka.

Masih disebutkan Thamrin, pihak sekolah juga tetap harus mempersiapkan PJJ secara lebih matang. Dia meminta agar Dinas Pendidikan betul-betul mematangkan konsep blended learning ini dari berbagai sisi seperti aspek pengajaran, kesiapan mental siswa dan orang tua, penerapan protokol kesehatan dan kedisiplinan tenaga pendidik dan siswa dalam menjalankannya.

“DKI Jakarta bisa menjadi model yang baik nantinya bagi kota-kota yang masih berstatus zona merah penularan covid-19,” kata Thamrin mengakhiri.

No comments:

Post a Comment

Wali Kota Resmikan Penggunaan Pintu Air Phb Pondok Bambu

   Wali Kota Administrasi Jakarta Timur, M. Anwar, menghadiri temu warga RW 011 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Minggu (12/2/...