TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Tes swab yang digelar Puskesmas Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat Jati pada Kamis (19/11/2020) yang ditujukan bagi warga RW 01 mendapat penolakan.
Dari 60 warga yang dijadwalkan diswab hanya 24 bersedia diperiksa, sisanya ogah datang dan menutup pintu rumah mereka saat didatangi petugas gabungan.
Sikap sejumlah warga RW 01 Kelurahan Tengah yang menolak tes swab gratis gelaran Puskesmas ini sebenarnya bukan pertama kali terjadi.
Pada bulan Juni 2020 lalu saat RW 01 masih berstatus zona merah penyebaran Covid-19sejumlah warga juga menolak pemeriksaan tes swab.
Kepala Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Inda Mutiara pun tak menampik bahwa kasus penolakan tes swab di wilayah RW 01 bukan yang pertama.
"Kasus terkonfirmasi di Kelurahan Tengah sebenarnya sudah jauh menurun karena sempat jadi RW rawan, semua bahu membahu. Tapi ini faktanya hari ini (penolakan tes swab)," kata Inda saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Jumat (20/11/2020).
Belajar dari kasus penolakan yang terjadi sebelumnya, pihak Puskesmas bakal kembali melakukan sosialisasi kasus pencegahan penularan Covid-19.
Pun dalam Perda DKI Jakarta no 2 tahun 2020 tentang Penanggulangan Corona Disease 2019 yang baru disahkan diatur sanksi bagi warga menolak tes swab.
Dalam pasal 29 tercantum denda Rp 5 juta bagi mereka yang menolak ikut pemeriksaan tes swabgratis dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
"Kita akan turun sosialisasi lagi ke warga. Karena sudah dijemput (tes swab do permukiman) tapi seperti ini. Artinya kan belum semua warga sadar (bahaya penularan Covid-19)," ujarnya.
TribunJakarta.com mencatat kasus penolakan tes swab di wilayah Kelurahan Tengah pada Juni 2020 lalu sempat terjadi di wilayah RW 01, RW 02, dan RW 04.
Serupa dengan kasus pada 19 Oktober 2020 kemarin, sejumlah warga yang dijadwalkan ikut tes swab justru ogah datang saat ke lokasi tes swabdigelar.
Saat didatangi petugas gabungan sejumlah warga justru menutup pintu rumahnya, sikap ini menyulitkan upaya memutus penularan Covid-19.
"Petugas dari Satpol PP, TNI-Polri, Lurah juga ikut ketok pintu rumah karena pintu tadinya enggak dibuka-buka. Jadi kita harus menunggu di luar," tutur Inda yang kala itu sudah menjabat Kepala Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Sabtu (13/6/2020).
No comments:
Post a Comment