Jakarta – Sebutan Jakarta Amburadul yang diucapkan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri dipandang tidak mempunyai dasar alias ngawur. Hal itu tidak selayaknya keluar dari tokoh nasional sekelas Megawati.
“Ya kurang elok lah kalau diucapkan oleh tokoh negara sekelas beliau,” kata Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Abdul Aziz melalui pesan tertulis di Jakarta, Rabu (11/11/2020).
Aziz pun mempertanyakan dasar dan kriteria penilaian dengan kata amburadul tersebut. Pasalnya, banyak penghargaan yang diterima pemprov DKI. Terbaru, penghargaan Sustainable Transport Award (STA) yang menjadikan Jakarta sebagai juara mengalahkan 27 kota lainnya di dunia.
“Penilaian kata amburadul, dasar dan kriterianya apa? Saya kira masyarakat Jakarta bisa merasakan perkembangan pembangunan yang pesat di DKI dibuktikan dengan penghargaan tertinggi tingkat dunia tentang transportasi Jakarta dua tahun terakhir,” sambungnya.
Selain itu, Politisi PKS ini menuturkan reformasi birokrasi di pemprov DKI cukup menjadi bukti bahwa Jakarta tidak seperti yang Megawati ucapkan. Namun demikian, Ia meminta kritik sekeras apapun agar disikapi dengan positif sehingga menjadi motivasi untuk berbenah secara berkelanjutan.
“Dan juga reformasi birokrasi yang bisa kita rasakan. Hal ini membuktikan bahwa dunia mengakui Jakarta tidak amburadul, dan saya menghimbau agar Pemda DKI untuk melihat kritik dari sisi positif sehingga memotivasi untuk terus berbenah secara berkelanjutan sehingga Jakarta bisa mendapatkan penghargaan tingkat dunia yang lain,” tambahnya.
Sebelumnya, Megawati menyebut Jakarta semakin amburadul. Hal ini diutarakan saat Universitas Negeri Jakarta (UNJ) memberikan penghargaan “Kota Mahasiswa” atau “City of Intellect” untuk kota Semarang yang dipimpin oleh kader PDIP, Hendrar Prihadi.
“Saya bilang Jakarta ini menjadi amburadul. Karena apa, ini tadi seharusnya city of intellect dapat dilakukan tata kotanya, master plan nya, dan lain sebagainya,” ucap Megawati dalam pidatonya.
No comments:
Post a Comment