Penambahan kasus positif baru COVID-19 di Jakarta pada Sabtu kemarin kembali mencetak rekor. Anggota Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz menduga hal itu diakibatkan adanya kerumunan yang terjadi dalam waktu dua pekan terakhir.
Aziz mengatakan kerumunan yang terjadi di Jakarta itu di luar kemampuan Pemprov DKI Jakartamelakukan antisipasi. Karena itulah angka kasus positif baru COVID-19 di Ibu Kota melonjak.
"Saya kira memang beberapa hari terakhir banyak sekali kerumunan yang kita lihat, memang kerumunan-kerumunan ini di luar kemampuan Pemda DKI juga untuk mencegahnya, jadi memang selalu ada risiko seperti itu," ujar Aziz kepada wartawan, Minggu (22/11/2020).
Aziz mengatakan Pemprov DKI Jakarta seharusnya melakukan tindakan antisipasi agar tidak terjadi kerumunan. Sebab, selama ini angka kesembuhan pasien Corona di Jakarta sudah tinggi.
"Kalau sudah ada kasus naik seperti ini yang harus dipikirkan adalah bukannya preventif, tapi juga antisipatif, sekarang coba kan preventif tapi nggak mampu preventif, coba antisipatif, bagaimana kasus yang besar ini harus diimbangi dengan kemampuan sembuh yang tinggi. Karena kan DKI selama ini kesembuhannya cukup baik ya, itu harus ditingkatkan lagi, sehingga kasus yang tinggi ini tidak berakibat fatal bagi masyarakat di bawah," katanya.
Lebih lanjut, Aziz mengatakan lonjakan kasus Corona di Jakarta pada Sabtu (21/11) bisa jadi dari kerumunan yang ada di acara Habib Rizieq. Selain itu, Aziz menyebut masyarakat saat ini sudah mulai lelah dengan kegiatan work from home (WFH), sehingga mereka memutuskan bepergian ke luar rumah.
Bisa jadi (kerumunan acara Habib Rizieq). Di luar kerumunan-kerumunan itu pun kalau saya lihat masyarakat sudah mulai merasa mungkin capek menjalankan work from home dan sebagainya, restoran sudah mulai ramai dan juga mereka duduk berdekatan, ngobrol-ngobrol, tentunya cukup berpotensi besar juga terhadap penularan-penularan ini, sosialisasinya harus digencarkan lagi, dan juga langkah-langkah preventif maupun korektif harus benar-benar diaktifkan lagi," kata Aziz.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyampaikan data penambahan kasus harian virus Corona (COVID-19). Sabtu (21/11) kemarin, Jakarta memecahkan rekor penambahan kasus harian COVID-19 dengan 1.579 kasus baru.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan tes PCR sebanyak 12.898 spesimen. Sebanyak 10.291 orang dites PCR untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 1.198 positif dan 9.093 negatif.
"Namun, total penambahan kasus positif sebanyak 1.579 kasus, lantaran terdapat akumulasi data sebanyak 381 kasus dari 1 laboratorium RS vertikal dan 1 laboratorium RS TNI 7 hari terakhir yang baru dilaporkan," ucap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, dalam keterangannya, Sabtu (21/11).
"Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 142.256. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 76.724," katanya.
Dari penambahan kasus tersebut, jumlah total kasus positif di Jakarta sampai hari ini sebanyak 125.822 kasus. Dengan jumlah kasus aktif sebanyak 8.444 orang dirawat atau isolasi.
Rekor penambahan kasus ini memecahkan rekor sebelumnya pada 16 September 2020. Pada Saat itu, terdapat penambahan kasus harian dengan 1.505 kasus baru.
Total orang yang telah sembuh sebanyak 114.863 dengan tingkat kesembuhan 91,3%. Sedangkan, total 2.515 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 2%, sementara tingkat kematian nasional sebesar 3,2%.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir sebesar 9,1%, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 8,3%. WHO menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%.
No comments:
Post a Comment