TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Dudi Gardesi Asikin mengutarakan, pihaknya dulu tidak begitu fokus pada program gerebek lumpur lantaran terkendala minimnya sumber daya. Dinas SDA menggencarkan program yang dimulai era bekas Gubernur Jakarta Anies Baswedan tersebut sejak Jakarta kerap banjir.
Semenjak ada kejadian banjir dan kami coba menghitung (jumlah alat dan tenaga). Makanya pada saat itu (gerebek lumpur) dicanangkan, kami benar-benar monitor alat-alat," kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat malam, 2 Desember 2022.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono akan melanjutkan program gerebek lumpur di Ibu Kota. Bahkan, program ini menjadi salah satu strategi Heru untuk mengatasi banjir Jakarta.
Gerebek lumpur adalah program pengerukan lumpur dengan alat berat. Ketika banjir sering terjadi di Jakarta, Dudi menceritakan, dinasnya memantau betul jumlah alat yang dapat dipakai untuk mengeruk lumpur. Selain itu, durasi waktu perbaikan alat rusak juga diperhatikan.
Tujuannya agar memastikan gerebek lumpur berjalan di lima kota Jakarta. Menurut dia, gerebek lumpur berkontribusi terhadap berkurangnya titik genangan. Bahkan, Dinas SDA fokus mengeksekusi gerebek lumpur di lokasi langganan banjir.
"Intinya pas mulai ada hujan biasanya kami memonitor lokasi-lokasi yang memang langganan tergenang," jelas dia.
Jika pengerukan gagal meminimalisasi genangan, maka Dinas SDA bakal mengoperasikan pompa apung atau pompa mobile. Dinas SDA juga rutin mengeruk sedimen lumpur di saluran air.
Dudi mengatakan program ini sempat dikerjakan pihak ketiga. Dinas SDA harus membuka lelang imbas dari kurangnya sumber daya manusia.
Ibu Kota kemudian tak henti diterjang banjir pasca hujan deras. Dia tak mengingat waktu persisnya.
Alhasil, dinas mengoptimalkan sumber daya yang ada dengan dibantu pihak wali kota, kecamatan, dan kelurahan. Ada juga bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup serta Dinas Pertamanan dan Hutan Kota.
"Pasukan biru kami tersebar di seluruh wilayah DKI," ujar dia.
Dia memaparkan tak ada alokasi anggaran khusus untuk kegiatan gerebek lumpur. Dinas SDA hanya menganggarkan biaya untuk pemeliharaan alat, seperti ekskavator dan truk pengangkut lumpur.
Lalu ada juga anggaran untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) dan alat penunjang lainnya, serta gaji Penyedia Jasa Layanan Perorangan (PJLP).
No comments:
Post a Comment