Saturday, October 8, 2022

Sentil Mentan yang Anjurkan Konsumsi Sagu Gantikan Beras, Politisi PKS: Tidak Solutif!

  


Jakarta (08/10) — Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Johan Rosihan, menanggapi pernyataan Menteri Pertanian soal harga beras yang terus meroket, dan justru menganjurkan masyarakat makan sagu sebagai substitusi dari konsumsi beras. Menurutnya, anjuran semacam itu tidak menyelesaikan masalah.

“Sebagai respon atas terus meningkatnya harga beras walaupun stok cukup, menurut saya, tidak bisa hanya menganjurkan substitusi pangan pokok seperti beras untuk pindah ke sagu. Tidak solutif. Mengingat, urusan beras ini sensitif dan menyangkut kebiasaan konsumsi turun temurun. Jadi, Pemerintah jangan terlalu menunjukkan kegagalannya dalam mengelola persoalan harga beras saat ini dengan anjuran seperti itu” tegas Johan dalam keterangan pers kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (08/10).

Politisi PKS ini menegaskan bahwa seorang menteri Pertanian bertanggung jawab penuh untuk membela kepentingan petani dalam urusan kegiatan Pertanian.

“Harusnya ada kebijakan pertanian yang membela kepentingan petani agar situasi terus meroketnya harga beras juga berdampak memberi keuntungan kepada petani. Namun yang terjadi malah sebaliknya, petani kita tidak menikmati kenaikan harga beras. Hal ini harusnya tugas menteri untuk memperjuangkan nasib petani yang terus terpuruk akibat sistem yang tidak membela petani”, cetus Anggota DPR RI dari Dapil Sumbawa ini.

Johan juga menilai potensi sagu di tanah air juga belum dikembangkan dengan baik. Padahal, kebutuhan terhadap sagu juga terus meningkat setiap tahun.

“Hal ini menjadi tantangan Kementan ya, untuk menjadikan sagu bisa mendukung program pangan alternatif dengan mengembangkan potensi lokal agar menjadi kekuatan pangan lokal, yang tentunya tidak bisa secara tiba-tiba mampu mensubstitusi posisi beras sebagai pangan pokok strategis di tanah air”, tambahnya lagi.

Wakil rakyat dari Dapil NTB 1 ini berharap Pemerintah lebih serius mengelola pasar besar di tanah air sebab menurut Johan, pasar beras adalah pasar yang sensitif terhadap perubahan, termasuk ancaman krisis pangan global menjadi faktor pendorong fluktuasi harga beras. 

“Saya minta Pemerintah segera memperkuat koordinasi dan segera menanggalkan ego sectoral untuk menjaga kestabilan harga beras dan tidak sepenuhnya menyerahkan kepada mekanisme pasar”, tegasnya.

Terakhir, legislator PKS ini juga meminta Menteri Pertanian untuk bekerja lebih kuat terutama menjaga manajemen stok beras dan distribusi beras dari daerah surplus ke daerah minus. 

“Saya mengingatkan Pemerintah agar gejolak harga beras ini jangan sampai berkepanjangan karena akan berpengaruh pada terganggunya stabilitas nasional. Jangan hanya terpaku pada stok yang cukup, tetapi gagal menjaga stabilitas harga yang akan berdampak pada kondisi masyarakat yang semakin terpuruk”, pungkas Johan.

No comments:

Post a Comment

Wali Kota Resmikan Penggunaan Pintu Air Phb Pondok Bambu

   Wali Kota Administrasi Jakarta Timur, M. Anwar, menghadiri temu warga RW 011 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Minggu (12/2/...