Jakarta, IDN Times - Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Dudi Gardesi, mengatakan salah satu penyebab banjir di wilayah DKI yang terjadi beberapa waktu belakangan adalah tidak kuatnya sistem drainase menampung debit air.
Hal tersebut dikarenakan curah hujan yang turun sangat tinggi sehingga drainase yang ada tak mampu menampung derasnya air yang datang.
"Lebih ke arah curah hujannya sangat besar, dalam waktu sangat pendek menyebabkan luapan sistem drainase kita yang tidak bisa menampung pada saat itu," kata Dudi kepada IDN Times, Senin (17/101/2022).
Dudi mengatakan, akibat hujan deras tersebut hingga akhir pekan lalu masih terdapat beberapa titik genangan di Ibu Kota. Namun penyebabnya adalah karena curah hujan yang sangat ekstrem, yang apabila di atas 100 milimiter (mm) maka genangan akan terjadi.
"Itu lebih ke arah konsentrasi dari curah hujan yang sangat ekstrem. Seperti yang disampaikan sebelumnya, di atas 100 mm akan terjadi genangan," ujar dia.
Meski demikian, kata dia, pihaknya tetap berupaya melakukan penanganan dengan cepat saat banjir terjadi. Pihaknya memiliki target agar banjir bisa surut kurang dari 6 jam.
"Yang penting adalah reaksi kita terkait penanganan saat genangan atau banjir terjadi. Tapi kami upayakan secepatnya dalam waktu kurang dari 6 jam untuk cepat surut," kata dia.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, pada Senin (10/10/2022) lalu, ada 53 RT yang tergenang banjir. Semula, jumlah titik genangan tersebut adalah 33 RT, tetapi bertambaj 20 titik.
"53 RT atau 0,174 persen dari 30.470 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta," ujar Kepala BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji.
Setidaknya ada 20 RT di Jakarta Selatan yang tergenang banjir seperti Kelurahan Tanjung Barat, Pejaten Timur, Pengadegan, Rawajati, Kebon Baru, dan beberapa lokasi lainnya.
Kemudian ada 33 RT di Jakarta Timur, antara lain di Kelurahan Kampung Melayu, Cililitan, Cawang, dan Bidara Cina.
No comments:
Post a Comment