TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pemprov DKI Jakarta pertimbangkan usulan penyediaan angkot beda gender.
Diketahui, Fraksi PKS mengusulkan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menyediakan layanan angkot khusus laki-laki dan khusus perempuan.
Usulan penyediaan ini dimaksudkan untuk meminimalisir kasus pelecehan seksual di dalam angkot di Jakarta.
Usulan itu kami pertimbangkan," ucap Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (14/7/2022).
Orang nomor dua di DKI ini mengungkapkan bila usulan tersebut tak hanya datang dari legislatif saja, namun juga datang dari para emak-emak.
"Ada juga ibu-ibu juga menyampaikan hal yang sama. Itu juga usulan yang kita kaji bersama, artinya perlu ada ke depan apakah perlu ada angkot khusus," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Sekretaris I Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik Zoelkifli mengusulkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyediakan angkot beda gender.
Demi mencegah terjadinya pelecehan di dalam transportasi umum itu, taufik mau ada angkot khusus laki-laki dan khusus perempuan.
Usul tersebut disampaikan seiring dengan pembatalan rencana kebijakan pemisahan tempat duduk pria dan wanita di dalam angkot.
Rencana kebijakan pemisahan pria dan wanita di angkot) enggak memecahkan masalah. Jadi saya mengusulkan ada angkot untuk perempuan ada khusus untuk penumpang laki-laki. Jadi artinya yang dipisahkan tuh memang angkotnya," ujarnya saat dihubungi, Jumat (15/7/2022).
Menurutnya, cara ini jauh lebih baik ketimbang merencanakan sebuah kebijakan untuk memisahkan penumpang pria dan wanita di dalam angkot.
Selain penumpang, sopir angkotnya pun harus sesuai gender.
Jika angkot khusus penumpang perempuan, maka sopirnya pun harus kaum hawa.
taufik juga berharap adanya pelebaran kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dengan pihak swasta untuk bergabung dengan Jaklingko.
Tujuannya, agar fasilitas di angkot kian mengalami peningkatan dan sopir mendapatkan edukasi.
"Tapi yang lebih penting saya pikir adalah angkot-angkot yang belum masuk Jaklingko itu semua dimasukin aja ke Jaklingko."
Kalau angkot bukan Jaklingko itu kan tipe kejar setoran. Kalau yang Jaklingko kan tidak kejar setoran karena digaji perbulan. Jadi dia memikirkan kenyamanan, keamanan penumpang. Jadi lebih bertanggung jawab. Kalau bisa angkot yang perempuan sopirnya perempuan juga," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment