Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat marah ke jajarannya dengan menyebut 'bodoh' soal APBN-APBD masih digunakan untuk membeli produk luar negeri (impor). Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan kemarahan Jokowi justru menunjukkan keburukannya.
"Marahnya justru buka keburukan sendiri. Ke mana saja Pak Jokowi?" kata Mardani saat dihubungi, Selasa (14/6/2022).
Mardani beralasan menteri itu merupakan pembantu presiden. Selain itu, dia menyebut menggantikan impor juga tidak semudah yang dipikirkan.
"Menteri itu pembantu Presiden. Dan menggantikan impor tidak semudah membawa telapak tangan," ucapnya.
Mardani meminta Jokowi tidak sekadar marah. Namun, kata dia, Jokowi harus mulai melakukan aksi dengan memikirkan road mapatau rencana soal penggantian impor hinggapolitical will yang jelas.
"Tidak cukup hanya marah. Harus buat aksi terencana dan jelas pemihakannya. Mesti dibuat road map dan anggaran serta political will yang jelas. Dibangun ekosistem industri dan UMKM-nya. Semua terencana dan didukung political will yang kuat. Ayo Pak Jokowi buat target spesifik agar industri dalam negeri bangkit," jelasnya.
Jokowi Marah soal Impor
Sebelumnya, Presiden Jokowi jengkel APBN-APBD masih digunakan untuk membeli produk luar negeri. Jokowi mengatakan hal itu merupakan langkah bodoh.
"Jangan sampai kita ini memiliki APBN Rp 2.714 triliun, memiliki APBD Rp 1.197 triliun, belinya produk impor seperti tadi yang disampaikan Pak Kepala BPKP, bukan produk dalam negeri. Ini uang rakyat, uang yang dikumpulkan dari pajak, baik PPN, PPH badan, PPH perorangan, PPH karyawan, dari pihak ekspor, dari PNPB, dikumpulkan dengan cara yang tidak mudah, kemudian belanjanya belanja produk impor. Bodoh sekali kita," kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2022 di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (14/6).
Jokowi merasa harus ngomong blak-blakan mengenai kondisi ini. Jokowi mengatakan APBN-APBD harus mampu berdampak positif terhadap peningkatan lapangan kerja warga Indonesia.
"Maaf, kita ini pintar-pintar, tapi kalau caranya seperti itu, bodoh sekali kita. Saya harus ngomong apa adanya. Ini APBN loh, ini uang APBD loh, belinya produk impor. Nilai tambahnya yang dapat negara lain, lapangan kerja yang dapat orang lain, apa nggak bodoh kita ini," ujar Jokowi.
Jokowi kemudian menceritakan saat memerintahkan BUMN membeli pipa lima tahun lalu. Jokowi heran, pipa saja harus membeli dari luar negeri.
Lima tahun yang lalu saya jengkel betul, saya sudah merintah pada BUMN untuk beli pipa. 'Nggak ada, Pak, spec dalam negeri Pak, spec-nya ini Pak, nomornya ini Pak, ukurannya ini. Terpaksa kita harus impor'. Apa sesulit ini mau membuat pipa?" kata Jokowi.
Jokowi lantas ke pabrik pipa dan menemukan semua jenis spec pipa. Pabrik itu justru mengekspor pipa ke negara lain.
"Saya ke pabrik pipa, 'Semuanya ada Pak, Bapak mau cari apa ada, ukuran apa ada, kualitas apa ada. Ini kita ekspor semuanya Pak, ke Jepang, ke Amerika, ke Eropa. Lho, lho, lho, yang orang sana beli produk pipa kita malah kita beli impor. Sekali lagi, kita ini orang pinter-pinter, tapi melakukan hal yang sangat bodoh sekali. Maaf," ujarnya.
No comments:
Post a Comment