Satgas Kolaborasi Kemanusiaan DKI Jakarta menyerahkan bantuan peralatan dan logistik kepada warga penyintas gempa bumi di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, pada Minggu (6/3).
Bantuan tersebut terdiri dari 20 jenis, di antaranya kasur busa, guling, kipas angin, velbed, tenda terpal, matras/tikar, sekop, dan logistik untuk kebutuhan sehari-hari lainnya, termasuk makanan siap saji.
Bantuan diterima secara simbolis oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pasaman, Mara Ondak; Asisten Ekonomi Pembangunan Setdakab Pasaman, Djoko Rifanto; dan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasaman, Alim Bazar.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, gempa bumi berkekuatan 6,1 SR di Pasaman Barat juga dirasakan dampaknya hingga ke Kabupaten Pasaman.
Isnawa menjelaskan, berdasarkan data yang diperoleh ada sebanyak 3.000 lebih pengungsi yang tersebar di 11 tempat pengungsian di Kabupaten Pasaman per 6 Maret 2022.
“Kita juga mengirim bantuan ke Kabupaten Pasaman, karena dampak gempa di Pasaman Barat juga dirasakan sampai ke Kabupaten Pasaman. Maka itu, kita mengirim tim untuk menyalurkan bantuan ke sini,” kata Isnawa seperti dikutip dari Siaran Pers PPID DKI Jakarta, Senin (7/3).
Dalam kesempatan itu, Satgas Kolaborasi Kemanusiaan DKI Jakarta juga meninjau sekaligus mendistribusikan bantuan kepada warga di Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman.
Selain itu, Satgas juga memberikan layanan kesehatan dan melakukan berbagai aktivitas untuk membantu warga penyintas gempa bumi di lokasi tersebut.
“Secara administrasi kita sudah menyerahkan bantuan kepada Pemkab Pasaman, mereka yang akan mengatur pendistribusian bantuan kepada warga penyintas gempa bumi di wilayahnya. Tapi kita juga bantu mempercepat pendistribusian bantuan kepada warga sekaligus memberikan layanan untuk masyarakat di sini,” urai Isnawa.
Asisten Ekonomi Pembangunan Setdakab Pasaman, Djoko Rifanto mengapresiasi dukungan moril maupun materiil yang diberikan Pemprov DKI Jakarta.
Menurutnya, bantuan ini sangat berarti bagi warga Pasaman yang sedang tertimpa musibah.
“Kami dari pemerintah Kabupaten Pasaman mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan Pemprov DKI Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada masyarakat Pasaman. Ini sangat mengobati hati masyarakat Pasaman yang sedang berduka,” ungkap Djoko.
Sebelumnya, sebanyak 80 personel Satgas Kolaborasi Kemanusiaan DKI Jakarta mengevakuasi material bangunan rumah warga yang roboh di Nagari Kajai yang terdampak gempa bumi Pasaman Barat, Sumatera Barat, pada Sabtu (5/3).
Selain mengevakuasi puing-puing, puluhan personel juga membantu warga membongkar rumahnya yang sudah tidak layak huni. Meski rumah terlihat masih berdiri, kondisinya tidak lagi sempurna, lantaran mayoritas bagian bangunan sudah rusak diguncang gempa berkekuatan 6,1 SR pada 25 Februari 2022 lalu.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji menjelaskan, proses evakuasi puing reruntuhan dan pembongkaran material bangunan rumah warga ini bertujuan untuk memudahkan penghuninya dalam melakukan perbaikan atau pembangunan kembali rumahnya.
Para personel dilengkapi dengan peralatan pendukung seperti sekop lipat, bolt cutter, holigan tool, linggis, pack hammer, dan tactical response kit (TRK) rescue. Petugas juga merobohkan bangunan yang tidak lagi kokoh dan justru berpotensi membahayakan penghuninya.
“Kami juga tidak ingin membahayakan warga. Maka itu, kami kerahkan personel yang terampil dan berpengalaman untuk melakukan evakuasi dan pembongkaran bangunan rusak pascabencana, terlebih personel juga sudah didukung dengan peralatan yang mumpuni,” kata Isnawa.
Salah seorang warga Pasa Lamo, Nagari Kajai, Adreal (40) mengapresiasi langkah Satgas Kolaborasi Kemanusiaan DKI Jakarta ini. Menurutnya, penghuni rumah tidak berani dengan risiko yang terjadi apabila membongkar sendiri rumahnya. Selain khawatir tertimpa bangunan, kerusakan yang timbul bakal lebih besar.
“Terima kasih buat Pemprov DKI dan masyarakat Jakarta yang sudah membantu warga kami. Tim dari DKI juga sudah membantu membongkar satu per satu material bangunan rumah warga yang sudah hancur. Karena ada material bangunan yang masih bisa digunakan dan dimanfaatkan kembali untuk perbaikan nanti,” ungkap Adreal.
No comments:
Post a Comment