Jakarta, CNN Indonesia -- DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara yang tergabung dalam anggota C40 dan UCLG, menyambut positif kolaborasi dalam upaya mengatasi krisis iklim bersama kota-kota terbaik di dunia. Karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memastikan kontinuitas kolaborasi tersebut dalam diskusi U20 Mayor Summit 2022.
U20 atau Urban 20 merupakan platform diskusi para pemimpin kota dunia untuk menyuarakan pesan kolektif dan solusi inklusif kepada para pemimpin G20 tentang peran signifikan kota dalam pembangunan berkelanjutan serta meningkatkan peran kota sebagai ekonomi global dan pemimpin politik.
Pembentukan U20 digagas oleh Wali Kota Paris dan Wali Kota Buenos Aires pada 2018 dan kini beranggotakan 21 kota. Sejak 2019, U20 tercatat sebagai Engagement Groups dalam G20.
Jelang penyelenggaraan U20 Mayor Summit Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendorong semua pemimpin kota U20 untuk berkolaborasi, bersatu, dan memperluas upaya terbaiknya untuk memenuhi target kolektif dari Perjanjian Paris dan Sustainable Development Goals (SDGs).
"Dalam upaya ini, kami juga terus akan meningkatkan integrasi vertikal dalam pembuatan kebijakan dan implementasinya dengan negara-negara sahabat," kata Anies dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/2).
Ia menggarisbawahi, terdapat enam tantangan yang terjadi di perkotaan pascapandemi dan harus segera mendapat solusinya. Tantangan-tangan itu yang akan menjadi agenda diskusi pada U20 Mayor Summit tahun ini.
Seperti diketahui, Kota Jakarta menjadi tuan rumah penyelenggaraan U20 tahun 2022 yang mengambil tema 'Recover Together, Recover Stronger' di mana Anies selaku Gubernur bertindak sebagai Ketua U20.
Anies menjelaskan, tantangan pertama, kebutuhan akan perumahan yang menunjang produktivitas penghuninya dengan harga terjangkau. Tren global menunjukkan meningkatnya permintaan untuk memiliki rumah yang tidak hanya mampu menjaga kesehatan penghuninya, tetapi juga cocok untuk menunjang produktivitas.
"Hal ini karena semakin banyak orang yang memutuskan untuk terus bekerja dari rumah. Jadi perumahan semacam ini pasti harus terjangkau," jelas Anies.
Kedua adalah masa depan industri properti. Seperti diketahui, kontribusi sektor properti di kawasan perkotaan di seluruh dunia menurun sebanyak 29 persen pada 2020. Banyak proyek atau pembangunan yang harus ditunda atau dihentikan selamapandemi.
"Untuk itu, perlu dipikirkan kembali masa depan industri properti di kota-kota di seluruh dunia," ujarnya.
Ketiga, tentang akses mobilitas berkelanjutan untuk semua orang. Pandemi Covid-19 dan perubahan iklim telah memaksa kota untuk mempertimbangkan kembali hubungan antara mobilitas, ruang kota, dan kesehatan, yang turut mempertimbangkan jaga jarak fisik, sekaligus kebutuhan mobilitas penduduk. Penggunaan kendaraan listrik dan sepeda perlu digaungkan sebagai upaya kelestarian lingkungan.
"Dan sekarang, pertanyaan yang muncul bukanlah tentang bagaimana kota menyediakan infrastruktur untuk menopang mobilitas, melainkan bagaimana kota memastikan akses yang setara terhadap mobilitas yang berkelanjutan. Jadi, itu masalah yang perlu kita pikirkan," lanjut Anies.
Tantangan keempat, masa depan dunia kerja. Sebagai salah satu efek samping dari pandemi adalah pengangguran yang secara global naik 1,1 persen. Di sisi lain, muncul permintaan akan keterampilan baru untuk mendukung industri hijau dan ekonomi digital yang menjanjikan.
"Jadi, pertanyaannya adalah bagaimana kota dapat mengakomodasi transformasi di pasar tenaga kerja untuk masa depan yang lebih hijau?" tambahnya.
Kelima, kurangnya interaksi sosial selama masa pandemi yang berdampak pada kesehatan mental warga. Karantina di rumah dalam jangka panjang dan fenomena bekerja dari rumah, dapat menyebabkan kelelahan dan juga meningkatnya perundungan online.
Tantangan terakhir, meningkatnya jumlah anak yatim saat pandemi. Data menunjukkan, jumlah kematian akibat Covid-19 secara global lebih dari 5,7 juta jiwa. Hal ini telah membuat anak-anak kehilangan pengasuh primer dan sekunder mereka.
Untuk itu, kata Anies, perlu dipikirkan bagaimana memfasilitasi masa depan anak-anak yang kehilangan anggota keluarga selama pandemi.
"Jadi, dengan adanya enam fenomena ini, inilah saatnya untuk bercermin. Inilah waktunya untuk menata ulang. Namun, yang paling penting, inilah saatnya untuk bertindak bersama. Karena, masa depan kota ada di tangan semua orang," ujar Anies.
Anies turut berharap, rangkaian kegiatan Presidensi G20 Indonesia dapat berjalan dengan sukses, karena salah satu agendanya terkait U20 Mayors Summit yang juga digelar tahun ini, di mana Jakarta didapuk sebagai tuan rumah.
"Kita berharap rangkaian Presidensi G20 Indonesia ini berjalan lancar dan membawa solusi untuk keberlanjutan kota," pungkas Anies.
No comments:
Post a Comment