Jakarta, CNN Indonesia -- Satu dari dua partai oposisi pemerintah, PKS memberi nilai D kepada pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin dalam evaluasi dua tahun kinerja keduanya sejak 2019.
PKS menyoroti sejumlah masalah, mulai dari penurunan indeks demokrasi, pemberantasan korupsi, penanganan pandemi, pendidikan, ekonomi, hingga oligarki. Dari semua aspek itu, PKS memberi pemerintah nilai merah.
Nilai] 5 kalau saya. Merah, D," ujar Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, Jumat (22/10).
Soal penurunan indeks demokrasi, Mardani mengutip The Economist Intelligence Unit (EIU) yang mencatat indeks demokrasi Indonesia mengalami penurunan dari semula di angka 6,4, kini menjadi 6,3. Menurut dia, penurunan itu sejurus dengan kebebasan publik yang kian bermasalah.
Di sisi lain, Mardani juga menyoroti partai koalisi pemerintah yang terus menggemuk, di samping oposisi yang semakin kurus. Kondisi itu menurut dia menyebabkan check and balance terhadap pemerintah semakin nisbi.
Makanya, Mardani mengaku tak heran, sejumlah RUU yang menuai kecaman dan penolakan dari publik tetap lolos. Beberapa seperti UU Omnibus Law, Perppu Corona, hingga perpajakan.
"Beberapa negara di masa pandemi mengalami konsolidasi kekuasaan. Karena dengan dalih kedaruratan mereka mau kekuasaan lebih dikonsentrasikan," katanya.
Selain penurunan indeks demokrasi, PKS disampaikan Mardani, turut menyoroti kualitas pendidikan yang dinilai hanya berkutat pada model belajar daring. Sedangkan, Kemendikbudristek tak melakukan perubahan paradigma baru belajar siswa di tengah pandemi.
Di bidang ekonomi, ia menyoroti multi tarif pengenaan pajak PPh naik 11 persen dari semula 10 persen. Kebijakan itu menurut dia justru berdampak buruk pada masyarakat kecil, dan tidak demikian pada kelompok masyarakat kelas atas yang kerap lolos dari pajak.
Terakhir, PKS juga menyoroti kualitas pemberantasan korupsi yang kian melemah. Menurut Mardani, pemerintah seolah telah menyiapkan peti mati buat lembaga pemberantasan korupsi, KPK. Ia menilai pemecatan 57 pegawai lewat tes wawasan kebangsaan adalah hari kelam bagi KPK.
Padahal, menurut Mardani, lembaga itu sebelumnya telah menjadi rujukan model pemberantasan korupsi negara lain seperti Vietnam hingga Brazil.
Vietnam itu full belajar dari KPK untuk membangun KPK Vietnam. Termasuk UU KPK-nya. UU 30/2002 dicopy langsung dengan disupervisi KPK kita. Sekarang hancur lebur," kata Mardani.
"Sebetulnya kita sedih dari 2002, sudah bagus di 2012, terus 2020 memuncak, tapi sekarang kayak disiapkan peti mati," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment