Tuesday, October 26, 2021

Jakarta Sadar Sampah untuk Kota Yang Lebih Bersih

  


INFO NASIONAL – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak sekadar mengajak masyarakat terlibat dalam gerakan Jakarta Sadar Sampah. Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, akhir tahun nanti akan memberikan penghargaan terhadap kelompok masyarakat maupun Rukun Warga (RW) yang dinilai peduli terhadap lingkungan dan sukses mengelola sampah

Ada kategori Bidang Pengelolaan Sampah (BPS) RW terbaik. Hingga saat ini, masih dalam proses verifikasi lapangan. Ini menjadi wujud apresiasi keterlibatan warga karena dapat membuat Jakarta bersih dan sehat,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta, Asep Kuswanto, Senin, 25 Oktober 2021.

Program Jakarta Sadar Sampah telah digelorakan Pemprov DKI Jakarta sejak Juni silam. Gerakan ini menjadi wadah kolaborasi mewujudkan Jakarta yang lebih bersih dan hijau lewat kesadaran memanfaatkan sampah lebih baik. “Jakarta Sadar Sampah mengajak semua pihak untuk bekerja sama dan turut terlibat melalui tiga aksi nyata: mengurangi, memilah dan mengola sampah,” ujar Asep.

Pemprov DKI Jakarta menargetkan seluruh RW di Ibu Kota dapat terlibat aktif dalam program tersebut selama tiga tahun ke depan. Saat ini, uji coba pemilahan dan pengangkutan sampah terjadwal sudah dilaksanakan di 147 RW Percontohan. Untuk pemilahan sampah di apartemen gateway masih dalam proses sosialisasi.

Sementara, pemilahan sampah di perkantoran sudah melibatkan 22 kantor. Pemilahan dilakukan berdasarkan wadah yang disiapkan dan setiap perkantoran memiliki sistem Pengelolaan Kawasan Mandiri. Pelaksanaannya akan diawasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.

Asep melanjutkan, bank sampah dan budidaya maggot (larva lalat Black Soldier Fly) yang selama ini juga digencarkan oleh Pemprov DKI Jakarta, terbukti mampu mengurangi volume sampah Ibu Kota. “Jumlah bank sampah di Jakarta saat ini ada sebanyak 3.015 unit. Untuk jumlah sampah yang terkelola di bank sampah, rata-rata selama tujuh bulan di tahun 2021, mencapai 654.430,76 kg per bulan,” ujarnya.

Sementara itu, budidaya maggot dilakukan sebagai solusi mengurangi sampah organik. Satu kilogram maggot dapat menghabiskan 2-5 kilogram sampah organik per hari. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta telah membangun 226 unit Biokonversi Maggot dengan kemampuan mereduksi sampah organik mencapai 69.532,91 kg per bulan. “Target tahun ini, kami akan membangun 66 rumah maggot lagi di seluruh DKI Jakarta, termasuk Kepulauan Seribu,” kata Asep.

Maggot yang sudah menjadi prepupa atau bangkai juga dapat digunakan sebagai pakan ternak karena kaya protein. Kepompongnya pun dapat digunakan sebagai pupuk, sehingga tidak menimbulkan sampah baru. Ada pula nilai ekonomisnya seperti 100 gram maggot kering bisa dijual dengan harga 15.000 – 30.000 rupiah.

Budidaya maggot yang melibatkan masyarakat juga menggandeng stakeholder terkait. OJK membantu pendanaan, sedangkan pelaksanaannya melibatkan pegiat maggot sebagai UMKM yang menjadi binaan Jakpreneur. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta terus mengajak masyarakat di tingkat RT dan RW dapat mempraktikkan metode pengelolaan sampah ini di lingkungan rumah. 

No comments:

Post a Comment

Wali Kota Resmikan Penggunaan Pintu Air Phb Pondok Bambu

   Wali Kota Administrasi Jakarta Timur, M. Anwar, menghadiri temu warga RW 011 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Minggu (12/2/...