TEMPO.CO, Jakarta -Dinas Pendidikan DKI Jakarta berencana mengintegrasikan mata pelajaran siswa dengan muatan lokal budaya Betawi. Dinas Pendidikan DKI telah merevisi silabus tentang kebudayaan Betawi untuk kedua kalinya.
Silabus muatan lokal hasil revisi itu akan diterapkan di tahun ajaran baru," kata Kepala Dinas Pendidikan DKI Nahdiana dalam keterangan tertulis yang dibagikan Gerbang Betawi, Selasa, 9 Maret 2021. Pemerintah DKI ingin anak-anak bisa mengenal kebudayaan, permainan, dan kuliner khas Betawi untuk melestarikan budaya Betawi seperti tertuang dalam Peraturan Daerah DKI Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi.
Rencana memasukkan muatan lokal Betawi mengacu pada Peraturan Gubernur DKI Nomor 89 Tahun 2018 tentang Kurikulum Muatan Lokal di Sekolah/Madrasah.
Menurut Nahdiana, implementasi muatan lokal terhambat lantaran harus dibuat mata pelajaran tersendiri. Untuk itu, Pemerintah DKI memikirkan muatan lokal Betawi dapat disatukan dalam kurikulum tingkat SMP, SMA, dan SMK. "Kendalanya, siapa yang berhak memberikan sertifikasi kepada para guru atau pengajar yang sudah bisa mengajar muatan lokal nanti?"
Para guru akan dilatih untuk mendalami konsep muatan lokal budaya Betawi. Selain itu, bagaimana cara memperkenalkan permainan lokal dengan konsep teknologi kepada siswa. "Tanpa meninggalkan substansi atau nilai-nilai masyarakat Betawi yang religius, plural, jujur, dan menghormati."
No comments:
Post a Comment