Wednesday, September 22, 2021

Mobilitas Jakarta Meningkat seperti Sebelum PPKM, Kasus Covid-19 Naik

  


Mobilitas warga yang tinggal di wilayah DKI Jakarta mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan mobilitas terutama terjadi di tempat kerja. Peningkatan mobilitas ini  dibayang-bayangi dengan naiknya kasus Covid-19 di Jakarta dalam dua hari terakhir.

Berdasarkan data  Google Mobility Report pada 18 September, mobiltas warga Jakarta sudah mengalami peningkatan signifikan dibandingkan awal Juli saat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.  Mobilitas di tempat kerja bahkan sudah mendekati ke periode pertengahan Juni saaat Indonesia belum memasuki gelombang II.

Berdasarkan data Google Mobility Report terbaru, mobilitas di tempat kerja berada di level -18% dari dasar pengukuran.

Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pada awal Juli hingga pertengahan Agustus yang berada di kisaran -50% bahkan mendekati -60%. Di mana pada saat itu, Indonesia memberlakukan PPKM Darurat yang kemudian berganti menjadi PPKM Level 4.

Tidak hanya memberlakukan kebijakan work from home 100% bagi pekerja non-esensial dan kritikal,  pemerintah juga menyekat perbatasan, termasuk ke wilayah ibu kota. 
Mobilitas di tempat kerja pada 18 September mendekati periode pertengahan Juni yakni -18%. 

Seperti diketahui,  data Google Mobility Report menunjukkan perubahan kunjungan ke berbagai tempat, seperti toko bahan makanan dan taman, di setiap wilayah geografis.

Dasar pengukuran yang dilakukan Google untuk menentukan naik turunnya mobilitas adalah data nilai median periode 3 Januari - 6 Februari 2020 atau sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia.

Selain di tempat kerja, mobilitas warga DKI Jakarta juga mengalami peningkatan di pusat transportasi umum. Data terbaru menunjukan mobilitas di pusat transportasi umum adalah -32% dibandingkan dasar pengukuran.

Pada awal Juli hingga pertengahan Agustus, mobilitas di pusat transportasi umum berada di level -40-(-60%). 

Mobilitas warga DKI Jakarta ke tempat kerja juga terekam dari jumlah penumpang moda mass rapid transit (MRT). Moda transportasi yang menghubungkan Bundaran Hotel Indonesia-Lebak Bulus di Jakarta itu mengangkut penumpang sebanyak 107.568 orang pada periode 15-21 September.

Artinya, dalam sepakan, rata-rata penumpang yang menggunakan MRT mencapai 15.367. Jumlah rata-rata penumpang MRT pada sepekan terakhir, naik drastis dibandingkan pada periode 30 Agustus-5 September yakni 11.599 atau periode 6-12 September yakni 12.386.

Kenaikan penumpang MRT merupakan salah satu indikasi naiknya mobilitas masyarakat ke tempat kerja mengingat moda tersebut menghubungkan simpul-simpul perkantoran di DKI Jakarta

Jumlah penumpang MRT pada periode 14-21 September mencapai puncaknya pada Jumat (17/9) yakni 17.314 penumpang. Bandingkan pada periode awal hingga Juli, di mana MRT hanya melayani 4.450 penumpang per hari.

Sementara itu, mobilitas warga di tempat retail dan rekreasi berada di level -20% dibandingkan dasar pengukuran, meningkat dibandingkan awal Juli hingga pertengahan Agustus yang berada di -30%- (-45%).

Mobilitas masyarakat ke toko bahan makanan dan apotek sudah berada di angka +6% dibandingkan dasar pengukuran. Pada awal PPKM Darurat, Juli lalu, angka tersebut berada di kisaran -5%.

Sementara itu, mobilutas warga DKI di taman masih berada di -37% dibandigkan dasar pengukuran. Pada awal Juli hingga pertengahan Agustus,angka tersebut bergerak di level mendekati -60%. Keputusan pemerintah membuka tempat wisata serta sarana olah raga outdoor turut mendukung kenaikan mobilitas di area tersebut.

Sebaliknya, mobilitas di area pemukiman kini berada di level +6%, jauh lebih rendah dibandingkan pada periode awal Juli hingga pertengahan Agustus yang berada di kisaran +20%.


No comments:

Post a Comment

Wali Kota Resmikan Penggunaan Pintu Air Phb Pondok Bambu

   Wali Kota Administrasi Jakarta Timur, M. Anwar, menghadiri temu warga RW 011 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Minggu (12/2/...