PIKIRAN RAKYAT – Ketua Departemen Ekonomi & Pembangunan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Farouk Abdullah Alwyni menilai bahwa dibutuhkan keseriusan dalam menangani persoalan pandemi Covid-19.
Pasalnya, sudah setahun lebih pandemi Covid-19 di Tanah Air belum hilang dan teratasi secara optimal. Berbagai upaya dilakukan pemerintah seperti pembatasan mobilitas hingga mewajibkan rakyat melakukan vaksinasi, tetapi pandemi tak kunjung usai.
“Kita sepakat bahwa dibutuhkan keseriusan dalam menangani persoalan pandemik Covid-19 karena kita tidak ingin persoalan yang menimpa banyak kota di Indonesia baru-baru ini terulang lagi,” katanya.
Ia menyatakan bahwa penanganan yang diambil justru jangan menimbulkan persoalan baru terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Menurutnya, diperlukan kebijakan yang kontekstual, realistis, dan mengikuti dinamika yang terjadi akibat virus Covid-19, serta berbagai mutasinya.
Sehubungan dengan hal diatas, ada hal-hal penting yang perlu dipahami oleh segenap pemegang kebijaksanaan di pusat maupun daerah agar penanganan pandemi Covid-19 tidak menjadi counterproductive dan mempunyai potensi berbiaya sangat mahal secara ekonomi dan sosial,” katanya.
Farouk Abdullah Alwyni menyebutkan sejumlah persoalan terkait penanganan pandemi, yaitu persoalan dari virus Covid-19; efikasi (daya lindung) vaksin; kontroversi kewajiban vaksin (mandatory vaccine); dan kebijakan vaksinasi dari negara-negara besar yang diproyeksikan mempunyai pertumbuhan ekonomi tinggi pada 2021 sebagai model.
Untuk yang pertama, tantangan baru dari persoalan pandemik Covid-19 dewasa ini, yakni dengan munculnya varian delta dan kemungkinan varian-varian lainnya, hal ini mulai menimbulkan pertanyaan terkait apakah ‘herd immunity’ bisa tercapai,” katanya.
Ia mengatakan bahwa munculnya varian baru virus Corona yang tidak mempan vaksin seperti Lambda dan B.1.62.1 menimbulkan pertanyaan terkait efektivitas vaksin.
“Kedua adalah terkait efikasi dari vaksin itu sendiri. Dr. Gregory Poland, Direktur Vaccine Research Group di sebuah klinik terkenal di Amerika Serikat, Mayo Clinic, Rochester, Minnesota memperingatkan terkait munculnya varian-varian baru yang tidak mempan vaksin seperti Lambda dan B.1.62.1 juga menimbulkan pertanyaan terkait efektivitas vaksin-vaksin yang ada sekarang ini,” ucapnya.
Ia turut menyinggung beberapa studi di Inggris yang menemukan bahwa seiring dengan perjalanan waktu, terjadi penurunan daya lindung dari vaksin-vaksin yang ada saat ini seperti Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca, yaitu mulai dari tiga, empat, dan lima bulan.
“Sehubungan dengan ini, seorang Associate Professor, Cellular Microbiology, Universitas Reading, Inggris, Simon Clarke mengatakan ini adalah pengingat bahwa kita tidak bisa bergantung hanya dari vaksin untuk mencegah penyebaran Covid,”
No comments:
Post a Comment