Suara.com - Anggota DPR Fraksi PKSMardani Ali Sera meminta aparat membebaskan 10 mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang ditangkap karena membentangkan poster saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke UNS.
Menurut Mardani, pembentangan poster tersebut merupakan kebebasan berekspresi dan berpendapat para mahasiswa yang merupakan warga negara.
Mardani menilai penangkapan mahasiswa UNS sudah berlebihan. Mengingat posisi mahasiswa kata Mardani merupakan penjaga nurani bangsa yang memang kokoh dengan suara dan pendapatnya.
"Mesti segera dibebaskan. Mereka menyuarakan harapan banyak pihak. Sopan dan santun isinya," ujar Mardani kepada wartawan, Senin (13/9/2021).
Mardani mengatakan penangkapan kepada mahasiswa hanya karena membentangkan poster pada saat kunjungan presiden hanya akan semakin merusak citra demokrasi.
Penangkapan ini justru kian membuat citra negara demokrasi kian tercoreng," kata Mardani.
Kronologi Penangkapan
Diketahui, sebanyak 10 mahasiswa UNS Solo yang diamankan aparat keamanan saat Presiden Jokowi mengunjungi kampus tersebut, Senin (13/9/2021) ternyata anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Mengutip dari Solopos.com--jaringanSuara.com, Ketua BEM UNS, Zakky Musthofa Zuhad mengonfirmasi bahwa 10 mahasiswa tersebut adalah rekannya. Mereka kini dibawa ke Mapolresta Solo. Kejadian ini bermula saat perwakilan BEM se-UNS menyuarakan aspirasi dengan membentangkan poster di depan kampus pada Senin siang sekitar pukul 10.59 WIB.
Berdasarkan siaran pers yang diterima dari BEM UNS Solo, salah seorang mahasiswa yang membentangkan poster di halte UNS Solo diamankan petugas keamanan pada pukul 11.13 WIB dan dibawa dengan mobil berwarna hitam. Selanjutnya, dua mahasiswa lain menghampiri teman yang diamankan, sehingga ketiganya dibawa dengan mobil yang sama.
Selanjutnya petugas mengamankan empat mahasiswa lain dengan mobil putih. Keempat mahasiswa ini sempat digeledah petugas sebelum dibawa ke Mapolresta Solo. Terakhir, aparat mengamankan tiga mahasiswa lain yang hendak menyampaikan asprirasi di depan kampus.
Sampai berita ini diturunkan, 10 mahasiswa anggota BEM UNS Solo itu masih berada di Mapolresta Solo.
Ketua BEM UNS Solo, mengatakan tidak mengerti kenapa rekan-rekannya diamankan aparat keamanan saat menyampaikan aspirasi.
“Sekarang mereka dibawa ke Mapolresta [Solo]. Tadi teman-teman hanya ingin menyampaikan aspirasi lewat poster, tapi kemudian ditangkap. Kami juga tidak tahu salah kami di mana. Kami tertib, tidak berkumpul, poster-poster yang dibentangkan juga isinya sopan,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com.
Zakky menjelaskan, bahwa aksi dilakukan agar aspirasi mereka didengar oleh Presiden Jokowi secara langsung.
”Kami pernah sampaikan pesan ‘Bawa Pulang Jokowi’. Dan hari ini Pak Jokowi ke UNS. Ini jadi momentum kami untuk sampaikan aspirasi. Tentu [aspirasi tersebut] ada kaitannya dengan Pak Jokowi sebagai presiden. Nah kami ingin mengekspresikan keluhan kami ke Pak Presiden,” imbuhnya.
Zakky menambahkan pihaknya telah meminta diberikan ruang untuk menyampaikan pesan kepada Presiden Jokowi. Akan tetapi permintaan itu ditolak sehingga mereka melakukan aksi membentangkan poster untuk menyuarakan aspirasi.
“Kami sudah mencoba minta kepada kampus agar kita diberikan ruang untuk memberikan kajian, pesan, refleksi kepada Pak Jokowi, tapi tidak diperkenankan, sehingga kami sampaikan aspirasi dengan poster. Menurut kami posternya juga sangat sopan. Misalnya ‘Pak Jokowi Ayo Benahi KPK, Ayo Tuntaskan Pelanggaran HAM Masa Lalu’,” imbuhnya.
Sementara itu, Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak belum memberikan tanggapan mengenai penangkapan mahasiswa tersebut.
“Sebentar ya, saya mau pengamanan dulu,” ujarnya di lokasi.
No comments:
Post a Comment