jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI Mulyanto meminta Perusahaan Listrik Negara (PLN) meningkatkan keandalan untuk pemenuhan kebutuhan listrik rumah sakit, khususnya yang menjadi rujukan pasien Covid-19.
Hal itu disampaikan seiring peningkatan kasus Covid-19 yang sangat tinggi.
Seperti kita ketahui bahwa jumlah kasus positif Covid-19 sudah mendekati angka 40 ribu per hari dan korban meninggal sudah menembus angka 1.000 orang per hari," ujar Mulyani di Jakarta, Kamis (8/7).
Menurutnya, peran PLN dibutuhkan oleh berbagai instansi yang sedang berjuang menanggulangi pandemi Covid-19.
Jadi, sudah sepatutnya PLN menjaga ketersediaan listrik secara andal agar proses penanggulangan tersebut dapat berjalan dengan baik," tegasnya.
Mulyanto melanjutkan dukungan listrik PLN juga sangat dibutuhkan bagi produsen gas oksigen untuk keperluan medis.
Selama ini produktivitas industri gas oksigen sangat bergantung pada keandalan listrik PLN. Hal itu terkait dengan instrumentasi elektrik sistem produksi gas oksigen.
"Bila terjadi gangguan terhadap listrik PLN maka secara langsung sistem produksi gas oksigen juga akan terganggu," katanya.
Mulyani membeberkan di Indonesia ada enam industri utama penghasil gas oksigen nasional yakni, Samator Group, LINDE Indonesia, Petrokimia Gresik, Air Products Indonesia, Air Liquide Indonesia, dan Iwatani Industrial Gas Indonesia, yang pabriknya tersebar dari Banten sampai Surabaya.
Adapun total gas oksigen yang dihasilkan sebesar 640 juta ton per tahun dengan kapasitas industri 74 persen.
Mengingat kebutuhan gas oksigen yang meningkat, kapasitas produksi ini akan dimaksimalkan sehingga menghasilkan tambahan sekitar 225 juta ton per tahun.
Kemudian, kata Mulyanto, belum lagi adanya rencana pengembangan pabrik baru produsen gas okisgen.
"Karena itu, keandalan listrik PLN untuk menunjang produktivitas industri gas oksigen tersebut menjadi mutlak di tengah kasus kelangkaan gas oksigen akhir-akhir ini.
Sebenarnya, Mulyanto mengungkapkan, dari sisi suplai daya pihaknya tidak khawatir dengan listrik PLN, karena untuk wilayah Jawa-Bali penyediaan daya listrik PLN sudah surplus lebih dari 30 persen.
"Namun, yang kami khawatirkan justru adalah aspek keandalannya," imbuh Wakil Ketua FPKSDPR RI Bidang Industri dan Pembangunan ini.
Menukil data Ditjen Ketengalistrikan Kementerian ESDM Mulyanto menyebutkan angka ketidakandalan listrik PLN secara rata-rata nasional, baik lama maupun ferkuensi mati listrik, sebesar 13 jam per pelanggan per tahun dan 9,5 kali per pelanggan per tahun.
Menurut dia juga, angka tersebut masih tinggi bila dibandingkan dengan Sabah, Malaysia, yang lama mati listriknya hanya selama 189 menit per pelanggan per tahun.
Atau Singapura, yang durasi gangguan listriknya hanya 5 menit per pelanggan per tahun.
"PLN perlu kerja keras dan siap-siaga menurunkan SDM-nya, agar keandalan listrik pada titik-titik krusial rumah sakit rujukan Covid dan pabrik produksi gas oksigen medis ini dapat terjaga zero byar pet," tegas Mulyanto.(mcr10/jpnn)
No comments:
Post a Comment