Hari ini kami sudah mengurus 7 jenazah covid, begitu ucapan komandan satgas DPC PKS saudara Herman yang tergabung dalam Tim pemulasaran yang terdiri dari kader PKS dan juga pengurus DMI, hati mereka terpanggil melihat banyaknya angka kematian covid19 yang Isoman karena Rumah Sakit sudah tak dapat menampung lagi pasien covid sehingga dengan sangat terpaksa mereka merawat diri mereka sendiri di rumah.
Ada cerita menarik hari ini tentang satgas ciracas, tepatnya di wilayah Kelapa Dua Wetan (KDW), dia bernama Fitri Istiantoro, kami sering sebut dengan akh Fitri, karena selain sebagai anggota satgas kelurahan KDW ternyata dia juga merangkap sebagai driver ambulance mobil jenazah. Begini ceritanya;
Sebagai satgas kelurahan Ciracas beliau melapor kepada komandan Bang Herman bahwa telah meninggal dunia 1 orang warga RT.002/07 KDW saat isoman covid 19.Saat ini sedang di urus administrasi RT dan RW ke puskesmas. Sesuai PROTAP komandan Herman mengatakan Kalo hasil PCR Puskesmas positif, baru kita lanjuti dengan sigap akh Fitri menjawab “siap komandan”.
Di grup satgas Ciracas sedang ramai lalu lintas pembicaraan tentang kejadian tersebut diatas, salah satunya dari bapak sekum yang sangat consent dengan keselamatan dan kesehatan kader yang ada di tim pemulasaran beliau mengatakan jika sudah ada yg menangani dari pihak rt/rw setempat atau puskesmas kita serahkan ke mereka yaa…agar tim satgas kita bisa lebih fokus kepada yang lebih krusial membutuhkan bantuan pemulasaran dengan suara dan perasaan yang penuh kekuatiran akan keselamatan para kader.
Namun sebagai satuan satgas dimana wilayahnya ditemukan pasien covid yang meninggal dalam Isoman, saudara Fitri menjawab kekuatiran sekum dengan mengatakan di RT dan RW enggak ada orang mereka tidak ada yang faham pemulsaran jenazah covid. Dia melanjutkan dengan suara yang bergemetar “ada pasukan dari DKM masjid tapi biasa menangani jenazah non covid” saya bisa membayangkan betapa jiwa menolong sesama meronta ronta memberikan penjelasan kepada sang sekum untuk membolehkan tim melakukan pemulasaran karena kondisi yang urgent saat itu.
Kemudian HP pun berdering dari tim pemulasaran gabungan PKS dan DMI yang mengatakan tim akan datang ke rumah duka bada maghrib karena beberapa alasan pertama Puskemas menyanggupi besok pagi karena antrian masih panjang bagi kami umat Islam terlalu lama mayit didiamkan akan merupakan suatu keadaan yang tidak nyaman. Kedua ternyata makam telah di siapkan keluarga malam ini di TPU kebon nanas tumpang keluarga, kita bisa membayangkan betapa galau dan bingungnya keluarga mayit saat itu.
Akhirnya bada maghrib tim pemulasaran gabungan tiba di rumah duka dan langsung melakukan tugasnya dibawah komando Ustadz Anwar dari DMI dan satgas PKS Bang Herman beserta tim yang salah satunya baru bergabung akh Fitri. Uniknya beliau selain melakukan pemulasaran jenazah covid juga merangkap menjadi driver ambulance karena semua driver dari Kecamatan dan Puskesmas sudah ditugaskan tidak ada yang tersisa.
Dan pada akhirnya ambulance pun berjalan di tengah kegelapan wilayan Kelapa Dua Wetan menuju peristirahan yang terakhir sang mayit yang mungkin menjadi tempat yang penuh kenangan dalam suka dan duka dalam kehidupan yang fana ini.
.
Penulis tidak mengarang ngarang cerita tentang betapa pedulinya kader kader PKS terhadap masyarakat, ini adalah drama nyata yang mudah mudahan dapat dicontoh ormas ataupun kader partai yang lainnya betapa Indonesia masih banyak orang yang peduli dan ditunjukan oleh kader Partai yang selalu hadir dalam setiap bencana yang terjadi di tanah air.
Tengah malam di masa masih ganasnya Pandemi, Senin, 12 Juli 2021
No comments:
Post a Comment