TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku menerima banyak keluhan masyarakat khususnya pengguna transportasi umum soal minim bahkan nihil fasilitas tempat ibadah di halte maupun stasiun.
Hal ini kata Anies Baswedan kerap dikeluhkan pengguna transportasi saat melakukan perjalanan pada jam pulang kantor yang bentrok dengan waktu ibadah.
Di perjalanan itu, ratusan ribu orang lewat untuk menggunakan kendaraan umum punya keluhan, 'Kami salat Maghrib di mana?' Rata-rata menunggu selesai masuk Maghrib, salat, pulang atau di perjalanan," kata Anies Baswedan dalam siaran pers Pemprov DKI, dikutip Jumat (2/4/2021).
Berangkat dari hal itu, Anies Baswedan berharap ke depan akan ada desain-desain musala di dalam halte maupun stasiun yang bisa mempertemukan antara aktivitas ibadah dengan mobilitas warga DKI Jakarta.
Ini harapannya akan ada desain-desain musala di dalam halte maupun di dalam stasiun nantinya yang memfasilitasi jutaan warga Jakarta yang sore hari pulang kerja. Sehingga, tidak lagi kesulitan untuk salat Maghrib," ucap Anies.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini berharap kesepakatan kerjasama antara Transjakarta dan Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA)/ Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta dapat bermanfaat untuk pengembangan fasilitas transportasi dengan nuansa tempat ibadah ramah penumpang.
Harapannya ke depan akan ada diskusi-diskusi mencari solusi mewujudkan sarana fasilitas umum yang terintegrasi dan ramah ibadah.
"Pengembangan ke depan diharapkan ada kajian tentang bagaimana kita mendorong orang lebih banyak lagi menggunakan kendaraan umum. Selain itu, juga kita akan membangun musala-musala di halte-halte yang perancangnya adalah dari pihak UNUSIA. Jadi, nantinya, desainnya mereka yang menyiapkan," kata Anies.
No comments:
Post a Comment