Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan optimis Ibu Kota bisa menjadi Kota yang cerdas atau smart city. Dalam paparannya tentang Smart City 4.0 Framework, Anies optimis bisa memenuhi 7 indikator smart city, dimulai dari pemerintahan yang cerdas, warga yang cerdas, lingkungan, ekonomi, branding, hingga kehidupan yang cerdas.
Anies mengatakan, tujuan menjadikan Jakarta sebagai smart city yaitu agar Jakarta bisa menjadi kota yang inovatif dan bahagia.
Dalam smart city 4.0 framework ini, ada 2 tujuan yaitu kota yang inovatif dan bahagia, lalu ada 3 nilai objektif yang harus dicapai yaitu pertumbuhan ekonomi, kualitas hidup, dan lingkungan berkelanjutan," kata Anies dalam Dialog Multi Stakeholder Kota Jakarta Smart City yang diselenggarakan secara virtual oleh Hukum Online, Kamis (4/3).
Oleh karena itu, Anies mengajak seluruh pihak untuk bekerja sama mewujudkan tujuan tersebut. Karena kata dia, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri untuk mewujudkan tujuan tersebut. Anies yakin, dengan adanya kolaborasi, maka Jakarta bisa menjadi kota yang cerdas.
"Kita semua harus berkolaborasi, Jakarta adalah kota terluas dengan jumlah penduduk terbanyak. Pusat industri dan bisnis," ujarnya.
"Jadi kami mengajak warga, akademisi, para pelaku bisnis/ industri/ startup, investor dan media untuk mewujudkan Jakarta yang layak huni, adil, cerdas, aman, nyaman, dan ramah lingkungan," harapnya.
Mantan Menteri Pendidikan itu menegaskan, evolusi kota 4.0 mengedepankan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Saat ini, kata Anies, pemerintah bukan lagi berperan sebagai administrator namun sebagai kolaborator. Sedangkan masyarakat tidak lagi berperan hanya sebagai resident, namun berperan besar sebagai co-creators. Karena Anies yakin, masyarakat lebih dekat dengan berbagai permasalahan yang ada di Jakarta, dibandingkan pemerintah.
"Kita butuh daya pikir kalian, banyak ide-ide cemerlang bukan datang dari pemerintah, tapi dari masyarakat. Karena masyarakat lebih kreatif, inovatif dan proximity to problems-nya lebih dekat. Jadi Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Chief Operating Officer Hukumonline.com, Jan Ramos Pandia mengatakan, Pemprov DKI Jakarta memang tengah berupaya implementasikan Sustainable Development Goals (SDGs) terkait Sustainable Smart City, sesuai dengan Perda Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 1 Tahun 2018 tentang penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Namun sayangnya, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Ruang Waktu dan Hukum Online, sebagian besar masyarakat Jakarta belum pernah terlibat dalam E-Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musranbeng). Padahal, kata Ramos, e-Musranbeng ini merupakan bentuk kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat seperti apa yang dikatakan oleh Gubernur DKI Jakarta.
"Temuan survei daring menunjukkan bahwa mayoritas responden belum pernah menyuarakan aspirasi melalui portal e-Musrenbang. Portal tersebut merupakan basis untuk penyusunan RPJMD sehingga perlu sosialisasi lebih lanjut tekait e-Musrenbang," kata Ramos dalam Dialog yang sama, Kamis (4/3).
Ramos menegaskan, survei tersebut tidak sepenuhnya menggambarkan persepsi dari jumlah populasi warga Jakarta.
Dari 123 responden, sebagian besar responden yang mengisi survei daring tersebut merupakan laki-laki, karyawan swasta, berdomisili di Jakarta, dan berusia 22-40 tahun. Jumlahnya mencapai 67,5 persen.
"Analisis dari survei ini semata-mata bertujuan untuk memancing diskusi dan tanggapan dari semua pihak," tutupnya.
No comments:
Post a Comment