JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI JakartaAnies Baswedan mengatakan, krisis ekonomi yang terjadi di Jakarta saat ini disebabkan pembatasan kegiatan demi mencegah penularan Covid-19.
" Krisis ini disebabkan oleh kita semua membatasi kegiatan, kita semua membatasi pergi ke restoran, kita semua membatasi pergi ke pertemuan," kata Anies dalam pidato pembukaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), Selasa (22/12/2020).
Anies menegaskan, krisis ekonomi bukan karena kesalahan perhitungan investasi dari para investor di Jakarta. Pembatasan kegiatanlah yang menyebabkan terjadinya penurunan supply-demand yang cukup serius di Jakarta.
"Tapi karena supply and demand mengalami penurunan yang amat serius akibat kita semua harus melakukan pencegahan terhadap penularan virus lewat pengurangan aktivitas," ucap Anies.
Anies melanjutkan, krisis ekonomi itu diyakini tidak akan berlangsung lama di Jakarta. Ia menguti prediksi Bank Indonesia perwakilan DKI Jakarta yang memproyeksikan ekonomi Jakarta akan tumbuh di tahun 2021-2022.
Pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta tahun 2021 diperkirakan berada di kisaran 5 sampai dengan 5,4 persen.
"Jadi kalau tahun ini kita sampai minus 2 sampai 1,6 persen, Bank Indonesia memprediksikan bisa 5 sampai 5,4 persen (tahun depan)," ucap Anies.
Untuk proyeksi tahun 2022, lanjut Anies, pertumbuhan ekonomi akan terus membaik hingga di kisaran angka 5,8 persen sampai dengan 6,2 persen.
Dia optimis, DKI Jakarta akan menjadi daerah yang akan cepat pulih dari krisis ekonomi yang berlangsung sepanjang tahun 2020 ini.
"Mungkin kita termasuk yang paling cepat untuk kembali di dalam perputaran perekonomian karena kesiapan dari kita semua dan mungkin juga karena nature-nya," kata Anies.
DKI Jakarta mengalami resesi ekonomi dalam dua triwulan berturut-turut. Anies menjabarkan, Pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan kedua menukik sebesar minus 8,23 persen.
"Dan triwulan ketiga minus 3,82 persen, ini year on year datanya," kata Anies.
No comments:
Post a Comment