Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPP PKS, Netty Prasetiyani mengatakan pujian yang dilayangkan para petinggi partai koalisi pendukung pemerintah terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penanganan pandemi virus corona (Covid-19) kontras atau berbeda dengan fakta di lapangan.
Netty menyebut masih banyak rakyat yang gelisah, susah, dan tidak tahu harus berbuat apa di tengah pandemi virus corona ini. Selain itu, jumlah pengangguran dan pekerja yang dipecat juga meningkat.Pujian oleh tokoh-tokoh politik kontras dengan fakta di lapangan," kata Netty kepada CNNIndonesia.com, Senin (30/8).
Netty meminta Jokowi tak terlena dengan pujian yang disampaikan parpol koalisi pendukung pemerintah bahwa penanganan pandemi Covid-19 sudah berada di jalur yang tepat.
Menurutnya, seluruh indikator penanganan pandemi Covid-19 harus dianalisa lebih dahulu. Netty berpendapat, pujian dari parpol koalisi pemerintah bisa mengaburkan kondisi pandemi Covid-19 yang sebenarnya di Indonesia.
Bahaya jika pemerintah sampai terlena dengan pujian yang tidak berdasarkan data valid. Ini bisa mengaburkan kondisi sebenarnya," ujarnya.
Netty meminta Jokowi tak terlena dengan pujian yang disampaikan parpol koalisi pendukung pemerintah bahwa penanganan pandemi Covid-19 sudah berada di jalur yang tepat.
Menurutnya, seluruh indikator penanganan pandemi Covid-19 harus dianalisa lebih dahulu. Netty berpendapat, pujian dari parpol koalisi pemerintah bisa mengaburkan kondisi pandemi Covid-19 yang sebenarnya di Indonesia.
Bahaya jika pemerintah sampai terlena dengan pujian yang tidak berdasarkan data valid. Ini bisa mengaburkan kondisi sebenarnya," ujarnya.
Netty berpendapat Indonesia masih berada dalam masa krisis pandemi Covid-19, meskipun penambahan kasus harian Covid-19 telah turun dalam beberapa hari terakhir.
Menurutnya, kondisi krisis itu bisa dilihat dari angka positivity rate yang masih di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga proses distribusi vaksin yang belum merata dan tepat sasaran.
"Distribusi vaksin belum merata dan target harian vaksinasi sering meleset. Bahkan terjadi kasus salah sasaran penggunaan booster vaksin untuk nakes oleh sejumlah pejabat dan kelompok lain yang tidak berhak," kata anggota Komisi IX DPR itu.
Di sisi lain, Netty mempertanyakan pemerintah yang gencar menghapus mural atau coretan dinding berisi keresahan masyarakat terkait penanganan pandemi Covid-19.
Ia heran dengan tindakan pemerintah yang menghapus mural keresahan publik, namun mempublikasikan pujian dari parpol koalisi pendukung pemerintah secara masif.
"Pertanyaannya, kenapa kritik mural rakyat dihapus, tapi puja-puji yang minim data itu justru dipublikasikan luas di media," ujarnya.
Menurutnya, kondisi krisis itu bisa dilihat dari angka positivity rate yang masih di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga proses distribusi vaksin yang belum merata dan tepat sasaran.
"Distribusi vaksin belum merata dan target harian vaksinasi sering meleset. Bahkan terjadi kasus salah sasaran penggunaan booster vaksin untuk nakes oleh sejumlah pejabat dan kelompok lain yang tidak berhak," kata anggota Komisi IX DPR itu.
Di sisi lain, Netty mempertanyakan pemerintah yang gencar menghapus mural atau coretan dinding berisi keresahan masyarakat terkait penanganan pandemi Covid-19.
Ia heran dengan tindakan pemerintah yang menghapus mural keresahan publik, namun mempublikasikan pujian dari parpol koalisi pendukung pemerintah secara masif.
"Pertanyaannya, kenapa kritik mural rakyat dihapus, tapi puja-puji yang minim data itu justru dipublikasikan luas di media," ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi panen pujian dari para petinggi parpol pendukung pemerintah dalam pertemuan yang berlangsung di istana kepresidenan, rabu (25/8) lalu.
Salah satunya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menilai kepemimpinan Jokowi efektif dalam penanganan pandemi Covid-19.
"Kepemimpinan Pak Jokowi efektif, Pak. Saya mengakui itu dan saya hormat sama Bapak. Saya lihat, saya saksi, saya ikut dalam kabinet, kepemimpinan, keputusan-keputusan Bapak cocok untuk rakyat kita," kata Prabowo dalam pertemuan koalisi pendukung pemerintah di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/8). Momen itu diunggah kanal Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (28/8).
Menteri Pertahanan itu mengatakan Indonesia mampu menangani pandemi Covid-19, yang juga melanda negara lainnya. Prabowo pun mengapresiasi kerja Kabinet Indonesia Maju karena kompak bekerja menangani pandemi Covid-19.
Hingga kemarin, Minggu (29/8), total kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 4.073.831 orang. Dari jumlah tersebut, 3.724.318 orang dinyatakan sembuh, 131.372 orang meninggal dunia, dan 217.590 orang lainnya masih dalam perawatan.
"Kepemimpinan Pak Jokowi efektif, Pak. Saya mengakui itu dan saya hormat sama Bapak. Saya lihat, saya saksi, saya ikut dalam kabinet, kepemimpinan, keputusan-keputusan Bapak cocok untuk rakyat kita," kata Prabowo dalam pertemuan koalisi pendukung pemerintah di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/8). Momen itu diunggah kanal Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (28/8).
Menteri Pertahanan itu mengatakan Indonesia mampu menangani pandemi Covid-19, yang juga melanda negara lainnya. Prabowo pun mengapresiasi kerja Kabinet Indonesia Maju karena kompak bekerja menangani pandemi Covid-19.
Hingga kemarin, Minggu (29/8), total kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 4.073.831 orang. Dari jumlah tersebut, 3.724.318 orang dinyatakan sembuh, 131.372 orang meninggal dunia, dan 217.590 orang lainnya masih dalam perawatan.
No comments:
Post a Comment