TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS)Aboe Bakar Alhabsyi meminta agar momentum Maulid Nabi Muhammad SAW bukan hanya dijadikan ajang liburan semata.
"Tetapi menjadi sebuah refleksi bagi para pemimpin bangsa ini dan untuk kita semua dalam meneladani berbagai sifat dan kebaikan Rasulullah Muhammad SAW," kata Alhabsyi dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 29 Oktober 2020.
Alhabsyi mengatakan, untuk kehidupan pribadi, akhlak Rasulullah penuh dengan keteladanan. Sifat jujur (shidiq) yang dimiliki Nabi Muhammad sangat dibutuhkan untuk kehidupan saat ini, khususnya terkait banyaknya kasus korupsi. "Nilai kejujuran adalah kunci untuk melakukan pemberantasan korupsi di Indonesia," kata dia.
Menurut anggota DPR ini, amanah yang dimiliki oleh Rasulullah juga perlu diteladani, khususnya bagi para pejabat publik. Dengan memiliki sifat amanah, kekuasaan yang dipercayakan kepada seseorang akan digunakan dengan baik dab untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan segelintir orang dan pihak asing.
Dalam kehidupan bermasyarakat, salah satu teladan Rasulullah, yakni berhasil menyatukan kalangan Muhajirin dan Anshor. Bahkan, kata Alhabsyi, sejarah mencatat bahwa Rasulullah bukan hanya membuat mereka bersatu, tetapi berhasil mempersaudarakan mereka seperti layaknya hubungan saudara kandung.
Padahal, di antara para sahabat Nabi saat itu, mereka bukan hanya berlatar dari suku di Arab. Namun dari berbagai latar lainnya, seperti Salman dari Persia, Suhaib dari Romawi, Bilal yang berdarah Afrika, Maria Al Qibty dari Mesir, ataupun Maimun yang berdarah Kurdi.
"Keteladanan Rasulullah Muhammad SAW sebagai pemimpin dalam menjaga persatuan di tengah masyarakat seharusnya menjadi inspirasi untuk para pemimpin bangsa ini," ujarnya.
Alhabsyi menuturkan, persatuan dan persaudaraan adalah pondasi penting bagi bangsa Indonesia yang memiliki berbagai keragaman. Pemimpin harus hadir sebagai tokoh pemersatu, bukan membuat bangsa tercerai berai.
Pemimpin harus hadir sebagai tokoh yang mempersaudarakan dalam kebaikan, bukan membuat kita saling menaruh curiga antar sesama, apalagi memberikan stigma keburukan bagi pihak lainnya.
Pemimpin, menurut Alhabsyi, harus memberikan keteladanan sifat kejujuran, bukan menjadi pihak yang mengajarkan kebiasaan mengingkari ucapan dan janjinya. "Pemimpin harus memberikan keteladanan sifat amanah, bukan menjadi pihak yang berlepas tangan atas segala masalah yang ada," ucap Alhabsyi.
No comments:
Post a Comment